Ruang Kreasi

 

Jurigh of Love

Part 1

Kerajaan Rosefell

1. kepergian gardolf

       “aku tak akan lama lama patricia dan aku yakin  semua akan baik baik saja”,  

Gardolf berkali kali meyakinkan istrinya patricia akan kepergiannya kali ini dan ia tau akan sifat istrinya  patricia yang mudah sekali cemas akan suatu hal apalagi bila ia tinggalkan. dan Apalagi kepergiannya kali itu bersama anak kedua mereka angel.

“ayah benar ma, kita pasti akan baik baik saja” 

Angel yang juga melihat wajah mamanya agak berbeda turut meyakinkan apa yang dikatakan ayahnya gardolf. Mamanya yang sangat disayanginya itu terlihat begitu mencemaskannya. Ia tidak tahu mengapa, apakah karena kepergiannya kali ini bersama ayahnya agak lebih lama atau sifat mamanya yang memang seperti itu, Dengan senyum polosnya angel memeluk mamanya lagi.

Patricia dan gardolf adalah sepasang suami istri. Mereka adalah raja dan ratu dari kerajaan rosefell. Sebuah kerajaan dinegri yunani. Sebuah kerajaan yang damai dan penuh dengan keharmonisan. Apalagi ditambah dengan berbagai pemandangan yang membuat siapapun betah untuk berlama lama  berada di kerajaan mereka. Gardolf yang bijaksana dan patricia yang penyabar, rasanya benar benar pasangan yang bisa melengkapi atas berdirinya sebuah kerajaan yang indah dan penuh kedamaian.

“aku tahu gardolf dan aku percaya padamu. Tapi kau tahu anak kita angel masih kecil jadi walaupun clent sudah beranjak dewasa, tapi rasanya clent tetap membutuhkan ayahnya untuk sebagai tempat bertukar pikiran”

‘Ya ..yaa, aku setuju padamu patricia, setuju sekali. Karna itu, aku akan segera memberi kabar sesampainya ditujuan” tapi ingat, kamu juga jangan terlalu mengawasi clent. Berikanlah dia sedikit kebebasan. Agar dia bisa cepat mandiri”  Gardolf menimpali apa yang dikatakan istrinya sambil  mengerlingkan matanya kearah istrinya. Ia berharap sikapnya itu akan membuat kecemasan istrinya agak menyurut. 

“semuanya sudah selesai parmin?” tukas patricia kepada parmin pembantu istananya Yang saat itu telah selesai menaikkan koper koper yang berisi keperluan suami dan anaknya untuk pergi.

“sudah baginda ratu. Baginda raja dan  putri angel bisa segera berangkat sekarang”

“baiklah parmin terima kasih kau boleh masuk istana lagi sekarang”

“ nah gardolf apa ada yang kau ingin pesankan lagi?” tanya patricia pada suaminya saat itu yang keliatannya memang sudah siap untuk berangkat.

“aku rasa cukup patricia” dan... baiklah, kami segera berangkat”

“hati hati gardolf, jaga anak kita baik baik”

“baik patricia dan  juga jaga anak kita clent, ayo angel, mari kita berangkat”,

Gardolf dan putrinya kemudian pergi meninggalkan patricia istrinya. Sementara patricia melepaskan kepergian mereka dengan perasaan yang ia sendiri sulit untuk menggambarkannya. Anaknya memang telah besar besar pikirnya dan mungkin memang ia tak perlu lagi terlalu mencemaskan kedua anaknya itu. tapi kenapa saat ini perasaannya sedikit berbeda?, patricia terus menatap kepergian kedua orang yang sangat dicintainya itu hingga hilang di kejauhan. Namun sejenak patricia tersenyum. Ia sadar, walau sudah bertahun tahun ia menjalani kehidupan bersama suaminya gardolf, namun, suaminya jarang sekali mengecewakannya . suaminya adalah lelaki yang hampir sempurna dimatanya, batinnya. Dikatakan hampir sempurna, karna ia tau tak ada  manusia yang sempurna di dunia ini. 

       Patricia perlahan meninggalkan tempatnya berdiri namun langkahnya terhenti dikarenakan ada seseorang dengan kudanya yang berjalan kearahnya.

“selamat pagi bibi patricia”,

‘selamat pagi david, oh kau rupanya, ada berita apa kau sepagi ini sudah datang?’

“tak ada bibi, saya hanya ingin mengantarkan kepergian paman gardolf. Oya, apa paman sudah berangkat bibi?” pria yang dipanggil david itu memberikan salam hormat kepada  patricia  setelah terlebih dahulu menambatkan kudanya.

“kebetulan pamanmu sudah berangkat dengan sepupumu. Apa kamu tidak mendapat informasi tentang hal itu david?”

“sudah bibi,”

“lalu kenapa kau terlambat?”

“ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan dipinggiran pedesaan bibi,” jawab david cepat.

“apa masalah pembuatan rumah untuk pemukiman baru untuk penduduk desa,?”  tanya patricia.

“benar bibi,” jawab david dengan senyum yang sedikit terlihat dipaksakan.

David adalah keponakan patricia yang sekaligus orang kepercayaan istana. Pembawaannya yang kaku dan dingin seakan semakin memperlihatkan kepintarannya. Tak ada masalah kerajaan yang tak bisa terpecahkan olehnya sepertinya.  Karena itu pihak kerajaan memberikan kepadanya jabatan sebagai orang kerpercayaan kerajaan.

‘lalu apa semua berjalan dengan lancar david?” tanya patricia lagi setelah memasuki ruang istana.

“iya bibi, saat ini semua penduduk desa telah mendapatkan pemukiman barunya”.

“syukurlah, bibi harap juga begitu. Yah..., semoga mereka senang dengan pemukiman barunya”,

“pastinya mereka senang bibi, apalagi rumah pemukiman baru mereka begitu bagus. Terlalu bagus malah untuk rakyat biasa seperti mereka”’ david cepat menanggapi pernyataan bibinya dengan dingin.

“bibi rasa mereka layak mendapatkannya. Hmm..., apa kamu masih keberatan tentang hal itu david?”, tanya patricia pada ponakannya dengan tatapan yang agak sedikit menyelidik.

“tidak bibi, tapi...,”

“sudahlah david, bukankah pekerjaan itu sudah dikerjakan,” sela patricia sambil tersenyum. Patricia  tau apa yang dipikirkan ponakannya. David dan clent memang berbeda batinnya. Walau david terlihat lebih pintar dari clent, namun david kurang empati terhadap rakyat biasa. Itu satu hal yang kurang di sukai dari keponakannya.

“baiklah david, bibi rasa pembicaraan kita mengenai pemukiman desa sudah selesai sampai disini dan bibi yakin, pasti pamanmu senang mendengar semua itu terutama mendengar hasil kerjamu”,

“ baik bibi, terima kasih jawab david, sambil  menundukkan kepalanya.

 

2. Kejadian aneh dikamar clent

       Patricia  menatap segelas teh dan sepiring roti dimejanya, namun pandangan matanya seketika  beralih kerangkaian bunga mawar yang ada ditengah  dan menghiasi mejanya. Ia masih teringat akan perkataan suaminya sebelum suaminya itu pergi bersama anaknya angel. “ Jagalah anak kita clent patricia”. Kata kata itulah yang masih terngiang dibenaknya.

Memang Baginya clent sudah tidak remaja lagi dan kinilah saatnya bagi putranya untuk mencari wanita yang kelak akan dipersunting sebagai  istrinya. Namun ia tidak tahu mengapa clent belum juga memperkenalkan seorang wanitapun pada dirinya. Rasa kekhawatirannya sebagai seorang ibu selalu menggelayuti pikirannya. Patricia sangat mengenali anaknya clent. Pembawaan clent yang mudah bergaul dan jarang tinggal di istana lah yang membuatnya khawatir. Ia takut clent tak ada waktu untuk memikirkan tentang masa depannya. Karena terlalu asyik dengan pergaulannya. Bagaimana mungkin clent memikirkan tentang calon pendamping kalau clent slalu asyik dengan pergaulannya. Pikir patricia sambil terus menatap setangkai bunga mawar yang ada dihadapannya.

“kau tak makan patricia?” ayah lihat kau hanya memandangi makanan dan rangkaian bunga mawar di depanmu?”

“nanti ayah, saya sedang menunggu clent”,

“menunggu clent, atau sedang memikirkan anakmu clent patricia” tanya seorang kakek yang dipanggil ayah oleh patricia.

“ya dua dua nya yah. Tapi bagaimana ayah tau”,

“ha,ha,ha, pertanyaan mu lucu patricia, aku ayahmu patricia dan sudah sewajarnya seorang ayah mengetahui banyak tentang anaknya dan juga ingin tahu apa yang sedang  dipikirkan anaknya”. Jawab ayah patricia seolah sudah tau apa yang ada dibenak anaknya. Ayah patricia yang bernama athur itu menatap anaknya lekat lekat. Kemudian berkata lagi,

“kau kan juga tau tentang anakmu patricia?”

“iya ayah”,

“lalu apa yang kau pikirkan ?”

“apa ayah masih menantikan gadis itu yah?”

“maksudmu?”

“gadis yang ayah katakan akan datang ke istana kita, Kenapa dia belum  juga datang?, ayah tau clent sampai saat ini belum juga mempunyai seorang pendamping, mungkin dia bisa menjadi pilihan bagi anak saya clent”. Patricia menjawab pertanyaan ayahnya sedikit bersemangat. Ia berharap wanita yang di beritahukan oleh ayahnya, bisa menjadi pendamping anaknya suatu saat.

“hmm..., “ sejenak athur menarik nafas dalam dalam. Dan ia menatap kearah kejauhan.

“ayah tidak tahu patricia. Terakhir sekali ayah bertemu dengan nya, dia masih bayi dan menurut yang ayah dengar dia mempunya sifat yang agak mirip dengan anakmu clent. Suka bergaul dan jarang berada didalam istana. Tapi, bagaimanapun ayah pikir dia adalah seorang putri. Walau bagaimanapun luas pergaulannya pasti ia memikirkan tentang calon pedamping juga”.

“kapan ayah terakhir bertemu keluarganya?”

“sudah lama sekali patricia dan mungkin itu memang bukan sebuah perjodohan patricia, tapi tak lebih sebagai sebuah janji pertemanan. Lagipula, ayah dan kakenya gadis itu sudah lama tak bertemu. Jadi ayah tak tahu tentang perihal itu lagi.  Tapi ayah yakin, gadis itu akan datang menemui kita, entah itu kapan. O ya, apakah kau sendiri telah mengatakan masalah pendamping ini  kepada clent?”

“ belum ayah, beberapa bulan ini saya belum bertemu clent. Dan clent sendiri baru tiba di istana kemarin. Jadi saya  belum sempat membicarakan hal ini dengannya”. Jawab patricia cepat pada ayahnya. Namun  tiba tiba patricia tertunduk. Beberapa pikiran berkecamuk dalam benaknya.  Sebenarnya didalam hatinya ia sama sekali tidak suka dengan namanya perjodohan. Karena itu sama saja mengingatkan tentang masa lalu dirinya sendiri. Begitu banyak penderitaan yang harus ia tanggung, begitu banyak hal yang ia tidak sukai harus ia lalui  dan itu baginya bukan hal yang mudah. hidup dengan pria yang tidak dicinntainya adalah hal yang benar benar tidak diharapkannya. Namun karena ia terlanjur bisa melihat ketulusan didalam diri suami yang di jodohkan dengan dirinya dan ia benar benar tau bahwa athur ayahnya clent sungguh mencintainya, jadi kenapa ia harus mengabaikan cintanya athur dan tidak belajar untuk mencintainya. Menyedihkan memang, karena itu ia tak ingin masa lalunya dialami lagi oleh anaknya clent. Walau clent lelaki, baginya, clent berhak mendapatkan wanita yang benar benar dicintainya. Dan bukan dikarenakan perjodohan. Ya perjodohan, batin patricia.

       Lalu apa benar clent memang  belum mendapatkan wanita idamannya? Mungkin iya, karena saat itu saja clent masih berada dalam pembaringannya.  Perjalananya dengan tom temannya sangat melelahkan baginya. Hingga membuatnya enggan untuk keluar dari selimut tebalnya sepagi itu. tapi karena ia juga kangen dengan ibunya maka dipaksakannya pagi itu untuk bangun. Dibukanya matanya dikit  dikit untuk membiasakan lagi dirinya dalam suasana terang. Pertama yang dilihatnya adalah lukisan dirinya. Clent tersenyum seperti pada dirinya sendiri. Tak berapa lama matanya beralih kesekeliling dinding ruang kamarnya. Namun tiba tiba clent terkejut. Karna ia mendapati keanehan pada dinding ruangan kamarnya. Ia melihat dinding ruangannya penuh dengan akar pohon  yang menjalar di hampir seluruh tembok kamarnya, dengan daun daun disekitarnya.  Clent tidak menyangka sama sekali akan terjadi hal seperti itu. ia segera bangun dari pembaringannya dan mengusap  wajah dengan tangannya.

‘apa.., apa.., yang terjadi dengan kamarku?” Clent  berkata tertahan, seperti tak percaya dengan apa yang dillihatnya.

“oh my god!, pharmin .., pharmin.., come to my room,” clent yang memang mudah sekali panik segera berteriak memanggil pelayan setianya yang bernama pharmin, sambil dirinya bergegas keluar ruangan.

“ya pangeran ada apa?” tak lama dari ujung koridor ruangan nampak pharmin berjalan tergopoh gopoh menghampiri clent dan bertanya tentang apa yang terjadi.

“ coba kau lihat kamarku pharmin, dan katakan, apa yang terjadi dengan kamarku,”

“maksud pangeran?”

“maksudmu apa pharmin, coba kau lihat dulu kamarku,”

“ba, baik pangeran,melihat pangerannya memperlihatkan mimik yang agak kesal, pharmin tak berani bertanya lagi pada pangerannya dan kemudian ia bergegas menuju kamar clent yang tak jauh dari koridor istana.

“ya tuhan...., kenapa dengan kamar pangeran?” 

“ menurut kamu, apa yang terjadi dengan kamar saya Pharmin?” Clent yang berada dibelakang pharmin segera mengajukan pertanyaan lagi pada pharmin yang saat itu masih berada dalam keadaan terheran heran.

“apa sebaiknya kita panggil ibunda pangeran dan menanyakan tentang hal ini pada beliau pangeran,” tanya pharmin pada pangerannya,

“ada apa Pharmin,, saya dengar anak saya teriak teriak tadi?

Tiba tiba suara patricia mengagetkan kedua pria yang saat itu memang masih berada dalam keadaan bingung.

“oh mama, lihatlah kamarku mama, sepertinya suatu yang aneh telah terjadi pada kamar clent ma,”

“oh my god..!, apa yang terjadi dengan kamar kamu clent, knapa kamarmu menjadi seperti ini?

“saya tidak tahu mama, ketika aku bangun tiba tiba kamar ku telah berubah menjadi seperti ini,” clent yang hatinya mulai agak tenang, menjelaskan apa yang sesungguhnya yang terjadi pada mamanya.

Patricia yang mendengar penuturan anak tersayangnya sejenak terdiam. Dahinya sedikit mengernyit, ada sedikit kegalauan yang yeng tersembunyi diraut wajahnya yang mulai menua itu. Namun coba disembunyikannya. 

“kau tunggulah disini clent, mama akan coba menghubungi kakek mu. Dan ingat sembunyikanlah kejadian ini dulu agar jangan sampai tersebar sampai keluar istana. Kau mengerti clent”. Patricia ahirnya kemudian segera membuka suara namun setelah berkata dengan clent, patricia segera meninggalkan putranya itu dengan tergesa gesa sambil menutup pintu koridor istana.

        Patricia menutup pintu koridor dengan kedua tangannya yang lembut namun wajahnya seperti tak bisa menatap dunia dihadapannya. Sesaat wajahnya tertunduk dan sejenak ia terdiam . disandarkannya tubuhnya kepintu yang ia tahu sangat kokoh untuk sebagai sandaran tubuhnya yang ia rasa tiba tiba begitu sangat rapuh.

Kejadian dikamar clent memang benar benar mengingatkan patricia pada pohon mawar yang ia tanamkan di tengah hutan jauh dari tempat istana. Pohon mawar yang ia tanamkan bersama robert, kekasih sejatinya. Kekasih sejatinya ketika ia belum dijodohkan ayahnya.

Apa ini salahnya, pikir patricia. Robert memang adalah kekasih sejatinya, kekasih yang ia pikir tidak akan ada penggantinya bahkan gardolf sekalipun. Tapi hal itu sudah cukup lama berlalu. Dan sejak ia menerima perjodohan ayahnya, ia tidak mengetahui kabar robert lagi. Tapi, pohon rambat yang ada dikamar clent, memang persis dengan tanaman yang ada ditempat dimana ia menanamkan pohan mawar bersama robert.

Ia memang gagal. Pikir patricia. Ia gagal dalam mempertahankan cinta sejatinya. Tapi perkawinannya dengan gardolf telah merubah pikirannya tentang perjodohan dan menampik semua tentang percintaan. Apalagi sekarang ia telah dikaruniai dua anak yang merupakan dari hasil perkawinannya dengan gardolf. Tapi, apa pikirannya kali ini kembali berubah?, 

Patricia mengangkat wajahnya dan perlahan ia meninggalkan pintu kridor dengan langkah yang pelan.

 

3. Kunjungan clent kelaboratorium bianca.

 

“hati hati clent, jangan sampai kau tertusuk durinya,” bianca berkali kali memperingatkan clent yang saat itu sedang mengamati setangkai mawar yang sedang dipegangnya. Tapi agaknya peringatan bianca terhadap clent tidak terlalu diperhatikan oleh clent. Sehingga terlihat satu jari telunjuk clent tertusuk duri yang berada di setiap tangkai bunga mawar yang dipegangnya. 

“ough!, sakit sekit sekali bianca,” keluh clent ketika dilihat jari telunjuknya mengeluarkan darah akibat tertusuk duri mawar yang di pegangnya.

Clent pagi itu memang sengaja mampir kelaboratorium bianca dengan membawa setangkai bunga mawar yang dipetiknya dari kamarnya yang kini dtumbuhi pohon merambat dan juga pohon mawar di beberapa bagiannya. Clent ingin memeriksa tentang keberadaan bunga mawar itu pada bianca. Teman dekatnya yang berada di istana rosefell.

“aku tak tahu bunga mawar jenis apa ini clent. Tapi, kalo aku lihat, sepertinya mawar ini dari jenis mawar yang kuno. Kalo aku boleh tahu, apa kata bunda patricia tentang bunga mawar ini clent?”

Bianca menjelaskan perihal bungan yang dipegang clent sambil tangannya sesekali membersihkan jari clent yang kini tengah meneteskan darah.

“Aku belum menanyakan tentang bungan mawar ini pada mamaku bianca, karena ketika mamaku melihat keadaan kamarku, ia sama sekali belum melihat kalau ada juga tanaman mawar dan bunganya yang muncul di tembok kamarku. Dan aku pikir adanya tanaman mawar ini dikamarku ini tidak begitulah penting,”

“kenapa kau berpikir seperti itu clent?”

“itu hanya perkiraanku saja bianca”

“tapi bukankah yang aku dengar, mama mu sangat menyukai bunga mawar clent?”

“kau benar bianca .”

“lalu kenapa kau tidak kau tanyakan padanya tentang bunga mawar ini?”

“sekali lagi kau benar bianca. Tapi, mungkin karna aku terlalu panik. Jadi aku tak sempat berpikir untuk menanyakan keberadaan bungan mawar ini pada mamaku”

“ya tentu. Pastilah kau sangat panik.” Timpal bianca tersenyum sambil berlalu meninggalkan clent yang saat itu sedang menatapi jari telunjuknya.

“apa yang kau pikirkan tentang bunga itu bianca?” bisik barry, teman kerja bianca yang saat itu berada didekat bianca.

“aku belum bisa membuat kesimpulan apa apa barry. Tapi aku pikir aku harus mengeceknya melalui panduan pohon pohon kuno kerajaan.”

Bianca menjawab pertanyaan barry teman kerjanya sambil sesekali membetulkan letak kacamata di wajahnya. 

Bianca adalah wanita pintar walau penanmpilan dan pikirannya memang  agak sedikit konserfatif, tapi dia adalah termasuk tumpuan kerajaan rosefell. Terutama dibidang kedokteran dan obat obatan. Ia dan barry telah mempersembahkan hidupnya untuk kerajaan. Walau bianca pintar, tapi ada yang tidak dimengerti oleh dirinya sampai saat ini yaitu, knapa sampai saat ini clent tidak juga tertarik oleh dirinya. Bianca memang menaruh hati pada clent. Namun perasaannya ini dipendamnya dalam dalam. Karena ia juga sadar kalau ia hanyalah pembantu kerajaan sedangkan clent adalah putra raja. Jadi sangatlah riskan bagi bianca untuk mengungkapkan perasaannya pada clent. Apalagi ia adalah seorang wanita dan pikirannya yang konserfatif semakin membelenggu perasaannya.

 “oya clent, aku mempunyai buku panduan yang berjudul, “ROSE FOR CLEANING THE BLOOD” mungkin buku panduan ini suatu saat akan berguna bagimu. Maka kau peganglah. Dan maaf aku belum bisa menjelaskan tentang perihal bunga mawar yang kau bawa itu. Karna butuh waktu untuk mengungkap dan menjelaskannya pada mu. Jadi, nanti 

Aku akan menemui untuk menjelaskan tentang bunga itu.” Bianca menghampiri clent lagi sambil memberikan buku panduan yang tadi baru diambil dari lemari kerjanya.

“tak apa apa bianca, aku tetap berterima kasih padamu dan aku pikir kau juga benar karna tidak mungkin menjelaskan keanehan bunga ini dengan kesimpulan yang cepat tanpa ada penelitian atau penyelidikan terlebih dahulu. Dan kalau boleh aku tahu apa kegunaan dari buku panduan ini bianca?”

“ buku rose for cleaning the blood adalah buku panduan kuno yang didalamnya berisi panduan atau cara menyembuhkan berbagai penyakit dengan memakai bunga mawar sebagai bahan obatnya. Ini hanya sebagai pegangan saja clent. Dan aku harap buku panduan ini akan bermanfaat kalau sewaktu waktu buku ini diperlukan, jadi kau peganglah buku itu baik baik.”

“baiklah bianca dan aku rasa aku harus segera pulang untuk menegetahui perkembangan selanjutnya di istana. Oya barry, aku pulang dulu, jaga teman wanita mu yang baik ini. Dan aku harap tidak akan terjadi hal hal yang aneh dan membahayakan disini”

“ baik tuan clent dan aku harap tak ada lagi hal hal aneh yang terjadi di istana dan semoga hari harimu menyenangkan tuan clent.” Barry yang disapa clent segera membalas sapaan pangerannya itu dan ia tersenyum melihat kepergian pengerannya itu.

Berbeda dengan barry yang melepas kepergian pangerannya dengan senyuman. Namun bianca mengantar kepergian clent sampai didepan pintu.

Bianca menatap clent sampai dikejauhan. Bianca memang tak bisa berbuat apa apa. Selain menyentuh kerah leher bajunya dan menutupnya lebih rapat.

Bianca mungkin mempunyai sejuta impian dan angan terhadap clent. Namun apa yang dipikirkannya sangatlah berbeda dengan clent. Tak ada  sedikitpun rasa dibenak clent terhadap bianca dan hal ini terlihat ketika clent berada diperjalanan menuju istananya. Ditatapnya  bunga mawar dan tangkainya di tangannya. Tak ada sedikitpun tanda tanda kalu ia sedang memikirkan bianca.

“apa yang harus aku lakukan dengan bunga mawar ini,” gumam clent seperti pada dirinya sendiri. Ditatatapnya bunga yang ada ditangannya lekat lekat. Seribu hal berkecamuk dalam pikirannya. Namun tak ada sedikitpun yang bisa memecahkan teka teki akan keanehan yang baru baru ini terjadi di istananya khususnya dikamarnya. Namun satu keputusan terbentuk dibenaknya. Yaitu ia harus pergi meninggalkan istananya. clent mengangguk anggukkan kepalanya berkali kali. Dan clent pun mebuang bunga mawar dan tangkainya itu ketanah dan kemudian mempercepat langkah kudanya untuk segera menuju ke istana.

Namun tanpa disadari clent bunga mawar yang dibuang clent itu sedikit demi sedikit mengering hingga daun dan tangkainya. Cepat sekali kejadiannya. dan bunga mawar itu kemudian terbang tertiup angin.  

 

4. Kepergian clent

Suasana makan siang itu begitu hening. Hanya kicau suara burung yang sesekali terdengar di halaman istana dan sesekali suara air minuman yang dituangkan patricia ke gelas ayahnya.

“kau yakin tak akan menghubungi gardolf suamimu patricia mengenai kejadian ini?” terdengar suara reinforh, ayah patricia memulai pembicaraan.

“aku rasa belum perlu ayah,”

“knapa patricia?”

“kejadian yang baru baru terjadi di istana kita benar benar aneh dan menggemparkan. Tapi, aku pikir belum membahayakan ayah. Jadi aku pikir belum saatnya aku menceritakan kejadian ini pada gardolf suamiku. Karna aku juga takut hal ini akan mengganggu pekerjaannya”.

“Kalau kenyataan dan alasannya seperti itu, knapa kau kelihatannya masih bingung patricia?”

“aku tidak apa apa ayah”.

“kau tidak usah berbohong padaku patricia. Karna kau adalah anakku jadi aku tau siapa kamu sebenarnya. Apalagi bila kau terlihat menyimpan sesuatu,” suara reinforh terdengar lebih berat dari biasanya ditelinga patricia. Dan patricia tau kalo ayahnya kali ini benar benar meminta jawaban yang jujur darinya.

“baiklah ayah, sebenarnya aku sedang memikirkan tanaman mawar yang dulu pernah aku tanam di tengah hutan yang letaknya jauh dari istana”,

“tanaman bunga, atau kekasihmu robert yang dulu itu Patricia?”

“kau tau ayah, aku telah lama melupakannya. Apalagi aku sekarang sudah sebagai istri dari gardolf suamiku,”

“tapi gardolf itu bukan cinta sejatimu kan patricia?”

“sudahlah ayah, bukankah ayah juga yang menjodohkan aku dengan gardolf dan aku telah mengikuti semua keinginan ayah. Apa salahnya dari aku lagi ayah?”

“aku mengerti patricia. Mungkin ini salahku. Tapi aku hanya memberikan yang terbaik untukmu. Dan kalau kau masih memikirkan robert kekasihmu itu, aku takut ke utuhan keluargamu akan hancur. Dan bukankah aku juga telah memberikan sedikit kebebasan padamu untukmu untuk memilih yang terbaik”.

“aku mengerti ayah”.  Patricia menarik nafas dalam dalam. Dan ia menuangkan kembali air kedalam gelas ayahnya. Patricia tak mau meneruskan pembicaraan dengan ayahnya. Ia tak tahu sejak kejadian aneh yang terjadi dikamar clent anaknya, ia menjadi begitu sensitif apalagi bila ia teringat akan robert kekasihnya dulu. Apakah ia masih mencintai robert kekasihnya itu?, patricia segera membuang jauh jauh pikirannya. Dan ia kembali teringat akan niat clent yang akan pergi meninggalkan istana guna menyelidiki keanehan yang baru baru ini terjadi.

Clent memang akan pergi meninggalkan istana guna mencari penangkal dan juga menyelidiki ke anehan yang terjadi di istana. Dan niat ini pun telah disetujui oleh reinforch kakek clent 

“what!” apa kau sudah gila clent, kau ingin pergi meninggalkan istana, sementara ada kejadian aneh terjadi di istana dan itu bahkan dikamarmu clent,”

“iya tom, dan aku rasa itu adalah pilihan yang terbaik. Karna itu terjadi dikamarku, aku merasa tertantang untuk menyelidikinya lebih jauh.”

“tapi bukan berarti kau harus pergi meninggalkan istana kan clent. Dan tidakkah lebih baik kau menunggu perkembangan selanjutnya?”

“aku tau itu tom, dan aku juga telah membicarakan hal itu pada kakekku. Dan beliau menyarankanku untuk pergi meninggalkan istana, dan megikuti keanehan yang terjadi bila keanehan itu terjadi juga di tempat lain,”

“tidakkah kau pikir saran itu benar benar gila clent, dan bagai mana bila keanehan itu benar benar membunuh kita?’

“aku harap itu tak akan terjadi tom. Dan bila itu terjadi, kita harus benar benar siap,”

“itu gila clent,”

“mungkin,”

“dan beliau juga menyarankanmu untuk memintaku untuk menemanimu juga clent?

“Tidak, tapi aku yang menginginkan,”

“no no no, l don’t want it. Kau pergi saja sendiri  aku benar benar tidak mau clent!”

“baiklah tom, kalau kau memang itu maumu, tapi jangan salahkan aku bila keanehan yang menyeramkan disini semakin menghantuimu dan semakin lama semakin membunuhmu”

Clent menjawab pertanyaan sahabat dekatnya itu sambil lalu dan segera beranjak meninggalkan tom. Sementara tom masih duduk dibelakangnya dengan suara mendumel tak jelas.

“kau tidak serius kan clent, apakah berarti kau akan meninggalkanku dengan segala keanehan ini.

?”

Tom masih saja bicara sendiri dan  dia baru tersadar ketika ditolehnya clent sudah berada jauh meninggalkannya. Clent…, clent.., eh ., kemana kau?’ . tunggu clent.. jangan tinggalkan akuuu…

 

 

 

 

 

Social Media PJS