Ruang Kreasi
KISAH CLENT DENGAN ENOK
Part III
IIIa. Pertemuan clent dengan enok
Senja menorehkan kilaunya kesegala penjuru rerimbunan pohan disekitar suasana hutan saat itu. Ada sedikit rintik hujan membasahi tanah keringnya dan juga keheningannya. Namun keheningan ditepi hutan saat itu terpecahkan oleh suara teriakan seorang pemuda yang berlari mengejar pemuda didepannya.
“Jangan tinggalkan aku clent..!!” teriak sipemuda yang berperawakan gempal dengan suaranya yang tersengal karena seperti kehabisan nafas memanggil manggil pemuda didepannya yg terus saja berlari seperti kesetanan,
“Cepat tom…!’ kau mau lebah – lebah itu membunuh kita?”
Dua pemuda yg ternyata clent dan tom adanya itu berlari membelah hutan sampai mereka tiba di tepi padang rerumputan. Namun adaa yang aneh dari tom dan clent tersebut, mereka berlari tampa ada yg mengejar mereka seorangpun bahkan oleh se ekor lebah yang tadi mereka sebutkan sekalipun.
Brukk..!’ tiba – tiba tom terjatuh dan tersungkur diatas rerumputan. Dan Bukk!’ terdengara suara keras dari kepala tom yang terhantam oleh sebatang ranting dari atas ketinggian.
“tolong jangan bunuh akuu!!”
Tom yang sedang tengkurap karena jatuh tadi menoleh kebelakang dan menutup kedua wajahnya dengan telapak tangannya dan saat itu juga clent demi mendengar suara tom yang meminta tolong segera menghampiri tom.
“ada apa tom, kau baik baik sajakah?”
“lebah itu clent, mereka mau membunuhku”,
“mana lebahnya tom?”
Clent melihat keseliling tempat dimana ia dan tom berada, dan terkejut dan menyadari kalau selama ini memang lebah – lebah itu tak mengejar mereka lagi.
“sudahlah tom kau berdiri, lebah – lebah itu sidah tidah tak mengejar kita lagi”.
“benarkah clent?”
“yes!”
“sial”, gerutu tom sambil menepis rerumputan dan tanah yang mengotori pakaiannya.
“sudahlah tom ayo kita teruskan perjalanan kita, kita sudah aman sekarang. Oya aku mau Tanya padamu tom atas apa yang terjadi dengan pharmin. Sebenarnya apa sebenarnya yang terjadi dengan pharmin?”
“aku tidak tahu clent, ketika aku mencari pharmin, tiba tiba saja kutemukan pharmin sudaj setengah badan tenggelam didalam pasir apung itu”.
“benarkah?”
“ya, bahkan aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, sampir pharmin tenggelam sepenuhnya kedalam pasir apung itu. Kasihan pharmin…”.
“memang kasihan sekali pharmin, aku tak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini”.
“lalu.., apa kau masih mau melanjutkan perjalanan kita ini clent?”
“sebenarnya aku tak berniat untuk melanjutkan perjalanan kita tom, terutama setelah adanya kejadian yang menimpa pharmin. Tapi…, aku pikir aku jadi penasaran dengan tempat ini apalagi setelah kejadian yang menimpa kita dengan cepat, aku berubah pikitan. Mungkin ini pertanda adanya keanehan – keanehan yang kita cari”. Terang clent sambil menarik lengan sahabat dekatnya itu untuk segera jalan meninggalkan tempat itu.
“aah.., terserah kaulah clent. Aku memang tak pernah tahu jalan pikiranmu”.
Tom terlihat tak bisa membantah keinginan temannya, mau tak mau ia memang harus mengikuti temannya pergi. Tak ada pilihan ia pikir, untuk pulang juga ia tak berani. Tom berjalan mengikuti langkah clent, sementara clent sedikit tersenyum melihat tingkah temannya itu.
Kedua pemuda itu kemudian berjalan menyusuri perhutanan ditanah banten hingga tak terasa sore hari menjelanglah pada saat itu, dan mata kedua pemuda tersebut teralihkan ketika didepan mereka Nampak sebuah benteng istana yang sangat amat asing dalam pandangan mereka.
Ya, sebuah benteng megah yang bertuliskan bahasa sunda kuno.
“kau tau apa ini clent?” Tanya tom pada clent yang terlihat ikut menantap benteng didepan mereka.
“sepertinya sebuah benteng kerajaan tom……, bagaimana menurutmu?”
“sepertinya begitu”.
“coba kau lihat buku petunjuk tom, mungkin ada petunjuk mengenai bangunan ini di buku kita”.
“sebentar clent, menurut buku ini….,”
Tom membuka buku petunjuknya dikit demi dikt. Pipinya yang gempal terlihat tambah lucu saat sedang komat kamit mengeja bacaan dibuku tersebut. Namun ia terhenyak ketika dilihatnya seorang anak kecil berlari dan terjatuh tak jauh dari benteng kerajaan.
“clent.., kau lihat itu?”
“ada apa tom?” clent yang sedang memperhatikan temannya sontak mengalihkan pandangannya kearah anak yang terjatuh tak jauh didepan benteng kerajaan tersebut. Dan demi melihat anak yang terjatuh tersebut, clent segera menghampirinya dan kemudian segera mengangkat anak kecil itu dan membersihkan tanah yang mengotori pakaian anak tersebut.
“Toraja, kau baik baik saja?”
Clent yang sedang membersihkan kotoran dibajunya anak tersebut segera mengalihkan pandangan ketika dilihatnya seorang wanita yg cantik menghampiri mereka berdua.
“sorry for that miss, l just want….”, ujar clent terlihat tergagap saat dilihatnya wanita cantik menghampirinya dan segera menggendong anak yang diketahuinya bernama Toraja.
“no matter sir…”,
“do you speak English miss?” Tanya clent dengan bahsa inggris karena didengarnya wanita tersebut bicara dengan menggunakan bahasa inggris.
“biarkan saja mila jangan kau gendong Toraja”,
Clent yang sedang bertanya pada wanita yang disebut mila dikejutkan lagi oleh suara wanita lain tak jauh dimana mereka berada lebih terkejutnya lagi ketika dilihatnya wanita tersebut begitu cantik dan menegur mereka begrtiga dengan suara ketus.
“maafkan saya enok, anak ini agak terluka jadi aku perlu sedikit membantunya”. Mila menjelaskan apa alasannya mengapa ia membantu toraja untuk bagkit berdiri dari jatuhnya. Dan wanita yang dipanggil enok seperti terkesiap namun tatapan matanya masih tertuju pada clent didepannya. Pemuda ini pikirnya, darimanakah gerangan dia.
“l am sorry, l don’t mean to…..”, clent yang menyadari kalau enok terlihat agak marah coba memberi alasan kenapa ia membantu anak yang jatuh tersebut.
“saya tidak perlu bantuan anda tuan!” tukas enok yang baru sadar kalao ada orang yang mengetahui dirinya sedang menatapnya lama, dan enok segera memalingkan wajahnya.
“tidak apa apa tuan, perkenalkan saya mila dan ini sahabat saya enok dan kikim, enok adalah putri dikerajaan kami”,
Mila yang melihat keadaan yang sedikit tegang antara temannya enok dan clent segera memperkenalkan diri juga temannya pada clent.
“saya clent dari kerajaan rosefell jauh dari tanah seberang”. Jawab clent dengan masih menggunakan bahasa inggrisnya, memperkenalkan dirinya pada mila, kikim dan enok. Namun ketika tangannya tertuju pada enok, enok tampak tak peduli dan tetap memalingkan wajahnya.
“sudahlah enok, tuan clent sudah meminta maaf pada kamu kan”. Kikim yg melihat enok tetap memalingkan wajahnya dan tak mau menyambut tangan clent coba turut menenangkan suasana.
“baiklah kau aku maafkan tuan muda. Tapi ingat.., jika kau selalu mencampuri urusan kami kau akan berurusan dengan ku” jawab enok yang masih dengan suara ketus.
“baik…, baik tuan putri. Saya akan patuhi perintah tuan putri. Oya, kalau boleh saya tau apa nama kerajaan anda ini tuan putri?”
“nama kerajaan saya Manukcakra tuan clent”, jawab enok ketika emosinya mulai mencair. Dan enok pikir juga clent amat sopan, jadi untuk apa ia harus terus marah kepadanya pikirnya.
“oya, saya dengar tadi anda dari kerajaan rosefell, apakah.., anda ajudan kerajaan disana atau apa tuan clent, Tanya enok mulai ramah
“saya pangeran dari kerajaan itu tuan putri”,
“benarkah?”
“iya tuan putri” jawab clent meyakinkan. “ oya kalau boleh saya tau kenapa anda tidak memperbolehkan saya menolong anak ini tuan putri, karena saya pikir anak ini betul - betul perlu pertolongan?” Tanya clent lagi pada enok agak lebih berani ketika dilihatnya enok mulai ramah padanya.
“anda tahu pangeran clent.., saya memang orang yang tak terlalu memanjakan seorang anak walaupun ia masih kecil. Maksud saya… agar ia lebih berani dan bertanggung jawab, apalagi…, toraja adalah anak lelaki, jadi ia harus kuat dan tidak cengeng”, jawab enok sambil senyum. “maaf tuan clent apa keperluan anda kekerajaan saya tuan?”
“saya tak sengaja datang kesini tuan putri”, clent kemudian menceritakan alasannya hingga sampai kekerajaan manukcakra namun ia juga tak lupa memperkenalkan tom kepada wanita bertiga didepannya.
“jadi sekarang anda ingin mencari penginapan sementara disini tuan clent?” Tanya enok lagi pada clent.
“benar tuan putri, untuk beberapa malam kami terpaksa harus menginap dikerajaan anda. Oya, apakah di sekitar kerajaan ini ada penginapan yang bisa kami sewa tuan putri?”
“anda panggil saya enok saja tuan clent, biar kita bisa berbicara dengan lebih akrab. Mengenai penginapan.., saya bisa carikan penginapan tak jauh dari pusat kota kerajaan nanti saya akan antarkan anda tuan clent”.
“enook, bukankah hari telah mulai malam. Lebih baik kita suruh orang lain saja yang mengantarkan tuan clent dan temannya kepenginapan”,
“tidak apa – apa kikim kau tak perlu mengkhawatirkan aku, Aku bisa jaga diri. Lebih baik kau bawa pulang toraja saja pada ibunya. Iyakan mila”,
“tapi enok.., menurut aku kikim benar dan...”, mila merasa apa yang kikim katakan benar adanya dan ia khawatir pada temannya yang ingin mengantarkan dua orang pemuda apalagi hari menjelang larut malam namun enok sepertinya tak mau di bantah. Ia tetap pada keinginannya mengantar pangeran clent yang baru dikenalnya. Enok adalah putri kerajaan manukcakra, ia wanita yang sangat cerdas, berani, baik namun sedikit genit dan enok memang sangat beda dengan sahabatnya kikim yang merupakan rakyat biasa yang pembawaannya tertutup, lugu dan pemalu. Namun mereka bedua sangat akrab dan bisa bersahabat dengan baik. Lain enok, lain kikim sedang mila yang merupakan teman enok juga merupakan rakyat biasa tapi mila agak lebih percaya diri dibanding kikim dan ia juga selalu menemani kemana saja enok pergi.
Singkat cerita ahirnya enok mengantarkan clent dan tom kepenginapan dekat kota kerajaan. Enok yang sudah mulai suka dengan clent terlihat lebih akrab dan selalu mengringi perjalanan mereka dengan tawa diantara mereka.
“inilah penginapannya tuan clent, aku rasa anda akan betah untuk tinggal beberapa lama ditempat ini’
“baik enok, aku sangat berterima kasih sekali pada kamu. Aku rasa penginapan ini sangat nyaman”,
“kau yakin clent, akan jadi menyewa penginapan ini?” tom yang sejak tadi diam saja sambil memperhatikan enok yang sedang bicara dengan temannya segera memotong ucapan clent. Tom segera menyadari kalo temannya ini sudah menaruh hati terhadap putri dikerajaan yang baru disinggahinya ini dan ia pikir ia harus mengingatkan juga tentang rencana awalnya ia dan clent.
“tentu saja tom, kenapa tidak. Aku liat tempat ini sangat nyaman dan pemandangan disekelilingnya pun sangat indah. Jadi tidak ada salahnya kalau kita segera menyewa penginapan ini, dan enok, apa aku bisa menemui langsung yang punya penginapan ini?”
“bisa tuan clent aku akan mengantarkan kamu kepemiliknya. Sebenarnya aku bisa menyediakan tempat menginap tampa kalian membayar sepeserpun uang untuk sewanya”.
“tidak apa – apa enok aku dan tom tidak ingin terlalu mearepotkan kamu. Penginapan ini saja sudah cukup nyaman bagi kami”.
“tapi clent, bukankah lebih baik kita menuruti saja apa yang diinginkan tuan putri?” Tanya tom pada clent.
“tidak tom, lebih baik kita menyewa penginapan ini saja”. Jawab clent dengan cepat.
“baiklah clent tuan clent kalau itu maumu, dan…, hey kau lihat diranting pohon itu. ada sekumpulan kunang kunang sedang berkumpul disana, indah sekali”,
“oh my god.., kau yakin enok binatang itu tidak berbahaya?, aku lihat binatang itu seperti mengeluarkan cahaya”,
“tidak tuan clent hewan itu tidak berbahaya. Hewan itu disini disebut kunang kunang dan mereka akan mengeluarkan cahaya jika didalam tempat yang gelap”.
Enok menerangkan hewan yang sangat indah itu penuh semangat dan tak terasa hari semakin malam. Setelah ia berjanji akan mengantarkan clent untuk melihat lihat suasana kerajaan besok, akhirnya enokpun pulang.